Monday, February 26, 2007

DR UMAR HASAN SAPUTRA SANG PENEMU


Indonesia kini punya penemu yang hasil karyanya cukup fenomenal. Umar Hasan Saputra, sang penemu itu, telah berhasil menciptakan sebuah formula yang diberi nama teknologi pembentukan nutrisi esensial. Formula nutrisi esensial, telah dibuktikan mampu meningkatkan produktivitas panen padi di beberapa daerah. Di antaranya di Karawang, Bantul, Jogja, serta Sumatera Selatan. Berikut petikan wawancara wartawan Jambi Ekspres dengan DR Saputra saat berkunjung ke Graha Pena Jambi Ekspres kemarin (21/12).
KITA semua tahu, di Indonesia ini banyak peneliti dan ilmuan. Dan sudah banyak teknologi yang berhasil ditemukan, mulai dari teknologi pertanian hingga teknologi lainnya. Anda bisa bercerita bagaimana awal mula Anda bisa menemukan formula yang begitu fenomenal di Indonesia ini?
Saya ini adalah seorang ilmuan, yang pada mulanya tertarik meneliti garam. Saya berpikir, garam yang dihasilkan dari laut ini tentunya memiliki manfaat yang banyak. Karenanya ditahun 1993, saya konsentrasi meneliti lautan yang berhubungan dengan garam. Semua literatur tentang laut dan garam saya kumpulkan, dan pada akhirnya sampailah pada penelitian didasar laut. Saya tertarik dengan makhluk hidup yang ada didasar laut, yang memiliki kedalaman diatas 10 Km.
Saya tertarik dikarenakan, bagaimana cara mahluk hidup tersebut bisa hidup. Sedangkan, pada kedalaman tersebut, oksigen saja sulit didapat. Dan dari mana mereka bisa mendapatkan makanan. Rasa penasaran tersebutlah yang menghantarkan saya akhirnya menemukan nutrisi esensial.
Berbagai ujicoba saya lakukan untuk mencari bagaimana nutrisi esensial ini bisa diciptakan. Lebih dari sepuluh tahun saya melakukan ujicoba tersebut, dan pada akhirnya saya berhasil menemukan formula bagaimana menciptakan nutrisi esensial ini tanpa mengambilnya dari dasar laut.
Apa tujuan Anda dari penelitian tersebut?
Yang menjadi tujuan saya dalam melakukan penelitian ini sebenarnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran penduduk di bumi ini. Kenapa saya katakan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran penduduk bumi, hal itu tidak lain untuk menjadi motivasi bagi diri saya sendiri, untuk lebih giat lagi menemukan formula-formula lain yang bisa bermanfaat bagi orang banyak.
Tidak bisa dipungkiri, dibalik ketenaran Anda tidak terlepas dari dukungan yang diberikan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Apakan Anda yang memperkenalkan nutrisi Saputra ini ke pada Bapak Presiden ?
Saya tidak tahu secara pasti, yang jelas saya tidak pernah memperkenalkan pupuk tersebut kepada Presiden SBY. Namun, karena SBY sangat peduli dengan kemajuan teknologi, khususnya yang bergerak dalam bidang pertanian, karenanya dia mengetahui tentang penelitian yang saya lakukan.
SBY tidak hanya mengikuti perkembangan penelitian yang dilakukan oleh saya saja, akan tetapi seluruh ilmuan yang melakukan riset teknologi, perkembangannya selalu diamati oleh SBY. SBY memiliki tim khusus yang mengamati tentang perkembangan ini.
Setiap kali saya melakukan uji coba, tim yang dibentuk oleh Presiden ini selalu mendampingi saya. Dan mereka selalu memberikan laporan dari hasil uji coba yang dilakukan oleh saya kepada Bapak Presiden. Karenanya, begitu mengetahui uji coba yang saya lakukan tersebut berhasil, tim ini langsung melaporkan kepada SBY.
Jadi, semua yang diucapkan oleh Presiden tersebut, berdasarkan laporan yang diberikan oleh tim yang ia bentuk. Bukan saya yang memberikan laporan, ataupun memberikan hasil penelitian kepada SBY.
Sebagaimana yang diketahui, bahwa keberhasilan seseorang tersebut tidak terlepas dari peran keluarga. Anda saat ini bisa dikatakan telah berhasil dalam menemukan formula yang berguna bagi masyarakat banyak khususnya di Indonesia. Bagaimana pendapat Anda tentang peran keluarga, terutama istri dalam menentukan keberhasilan Anda menemukan nutrisi esensial tersebut ?
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan seseorang tersebut sangatlah tergantung pada peran keluarga, terutama sang istri. Saya meyakini keberhasilan seseorang itu, 90 persen diantaranya ditentukan oleh istri. Dan hal tersebut tidak bisa dipungkiri, begitu juga dengan saya.
Dilain pihak, orang baru bisa dikatakan berhasil apabila ia berhasil dalam membina keluarganya. Jika tidak demikian, maka orang tersebut belum dapat dikatakan berhasil. Dan bagi saya, disamping melakukan penelitian, saya juga selalu menjaga hubungan dengan keluarga. Yakni, memanfaatkan waktu luang dengan berkumpul bersama istri dan dua orang anak saya.
Jika saya jauh dari mereka, saya selalu menghubungi mereka. Terutama sang istri, saya selalu menghubunginya. Karenanya saya mengingatkan kepada semua orang, istri itu memiliki peran yang cukup penting dalam menentukan kesuksesan kita. Karenanya kita harus memberikan perhatian yang lebih kepada istri dan menyayanginya.
Setelah Anda berhasil menemukan formula yang begitu bermanfaat bagi petani dan bagi orang lain. Apa yang menjadi target Anda ke depan nantinya ?
Tentu ada target yang ingin dicapai kedepannya. Saya ingin terus mengembangkan penelitian saya ini, dan saya tidak mau berhenti sampai disini. Untuk itu, saya membentuk Saputra Imajination yang tugasnya adalah melakukan penelitian. Meskipun saya sekarang ini jarang melakukan penelitian, namun ilmuan-ilmuan yang tergabung dalan Saputra Imajination terus melakukan pengembangan teknologi tersebut.
Saya mempunyai prinsip, jika orang lain saat ini sedang duduk, maka saya harus sudah bisa berdiri. Jika orang tersebut bisa berdiri maka saya harus bisa berjalan. Dan jika mereka bisa berjalan maka saya harus bisa berlari. Yang terpenting dalam hidup saya, adalah maju selangkah dari orang lain.
Saya ingin menyampaikan kepada semua orang, bahwa hidup itu harus punya visi dan misi yang jelas. Jika tidak ada hal tersebut, bagaimana orang tersebut bisa sukses. Visi saya adalah ingin jadikan Allah itu besar dan semua orang menyembah kepadanya. Kemudian yang menjadi misi saya adalah ingin menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi penduduk bumi. Meskipun saya yakin misi saya tersebut, sulit terwujud hingga akhir hayat saya. Setidaknya saya akan tetap berjuang sampai akhir hayat saya untuk mewujudkan misi saya tersebut.

BERPIKIR HOLISTIK

… tentang inovasi dan berpikir holistik
August 28, 2006
Umar Hasan Saputra
Filed under: Innovation, Cognitive Biases, Current Events, Belief Systems — itpin @ 8:34 am
Beberapa harian nasional beberapa hari ini rajin melaporkan tentang penemuan fenomenal di dunia pertanian oleh Umar Hasan Saputra, seorang alumni IPB. Umar berhasil menemukan nutrisi khusus pengganti pupuk yang telah terbukti mampu meningkatkan hasil produksi pertanian secara signifikan (yang dinamakan Nutrisi Saputra). Pak Ciputra yang melihat presentasi Umar tersebut bahkan menyebutkan sebagai pencapaian yang melebihi pencapaian Einstein dan berpotensi merevolusi dunia pertanian.
Namun sebelum menghargai hasil karya Umar, ada baiknya kita menghargai perjuangan serba sulit yang dilakoninya terlebih dahulu. Seperti yang bisa dibaca di harian Jawa Pos hari ini, Umar sempat ditertawakan rekan-rekannya, gagal dan berpindah laboratorium berkali-kali, harus merogoh kocek sendiri untuk mendanai penelitiannya, hampir putus asa, dan sempat terpaksa berhutang Rp. 500.000,- untuk membeli susu anaknya karena kehabisan uang. Apa yang membuatnya maju terus adalah keyakinan dalam dirinya dan keinginan yang mendalam untuk menyumbangkan sesuatu buat umat manusia.
Beriringan dengan cerita tentang Umar, Kompas juga mengeluarkan berita tentang pemberian penghargaan Fields Medal Awards, ajang penghargaan setaraf Hadiah Nobel untuk para matematikawan. Empat orang mendapatkan penghargaan untuk tahun ini, termasuk Grigori Perelman, seorang matematikawan eksentrik dari Rusia. Hampir sama dengan nasib Umar, Perelman harus merogoh kocek sendiri untuk mendanai penelitiannya. Hasil karyanya juga masih jarang diketahui, bahkan oleh para ahli matematika sekali pun. Perelman sendiri sering dianggap eksentrik dan gila.
Kedua cerita tersebut merupakan gambaran betapa sulitnya menjadi pendobrak paradigma. Kita mungkin sering berasumsi, bila kita memiliki ide yang hebat, orang akan berduyun-duyun memberikan dana atau setidaknya dukungan moral. Kadang hal tersebut memang benar, tetapi lebih sering dukungan yang diharapkan tersebut tidak pernah datang, bahkan dari orang-orang terdekat. Semuanya baru akan datang setelah penemuan tersebut terbukti sukses.
Salah satu penyebabnya adalah daya tolak dari cara pandang lama yang sangat kuat, bahkan di dunia ilmu pengetahuan dan akademis yang konon kabarnya sangat mendewakan rasionalitas. Di sini kita hendaknya selalu mengingat bahwa para ilmuwan sekali pun adalah manusia biasa yang tidak terlepas dari bias-bias kognitif dan dipengaruhi oleh kepentingan pribadi dan keinginan untuk menjaga status quo bidang bersangkutan. Pendewaan terhadap rasionalitas dan berpikir kritis tidaklah menjamin mereka tidak memiliki ikatan emosi terhadap teori yang mereka yakini saat ini.
Sebagai contoh kita bisa melihat bagaimana Royal Society of London mengejek penemuan vaksin cacar oleh Edward Jenner karena penemuan tersebut sangat bertentangan dengan pengetahuan umum yang dianut saat itu. Dan ketika dokter Ignaz Semmelweis dari Hongaria membuktikan bahwa tangan dokter yang tidak disteril merupakan penyebab infeksi mematikan selama kelahiran di Universitas Wina di tahun 1850-an, dia harus kehilangan jabatannya.
Jalan menuju pendobrak paradigma dan inovator tidaklah seindah yang terlihat. Karena itu, rasa cinta terhadap bidang yang ditekuni yang berasal dari panggilan hidup sangat dibutuhkan. Rasa cinta dan panggilan hidup inilah yang merupakan sumber kekuatan dari dalam. Jalan tersebut jelas bukanlah jalan untuk semua orang, terutama bagi mereka yang menyukai status quo atau yang masih belum menemukan panggilan hidupnya.Bagaimana dengan Anda?

Friday, February 23, 2007

PANEN RAYA PADI DI SINGKAWANG

Panen Raya Nutrient Singkawang,- SEORANG petani di Jalan Tani Singkawang Barat melakukan panen raya perdana di demplot (demonstrasi plot) Saputra Nutrient Jalan Tani, Selasa (13/2). Panen raya tersebut diikuti sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Singkawang, Muspika dan PT Saputra Inheritance, selaku pihak swasta yang mengelola Saputra Nutirient. Area Manager PT Saputra Inheritance Cabang Pontianak, DR KH Zuhri Maksudi SE,M. Si mengatakan, panen raya yang dilaksanakan itu merupakan panen raya padi hasil percontohan tanaman padi yang menggunakan suplement (Nutrient Saputra). "Panen raya ini juga merupakan sosialisasi dari kami tentang suplement Nutrisi Saputra. Sebuah suplemen yang dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas, hemat dan terjangkau," kata Zuhri. Kabag Ekonomi Setda Kota Singkawang, Drs Sofyan mewakili Wali Kota Singkawang mengungkapkan, hadirnya Saputra Nutrient di Kota Singkawang cukup berperan dalam dunia pertanian di Kota Singkawang. Apalagi Singkawang merupakan kawasan agropolitan termaju di Kalbar. Sudah saatnya kehadiran suplemen tersebut diterima masyarakat petani dan dijadikan satu alternative utama untuk perkembangan pertanian di kota ini. "Suplemen ini juga terbuat dari bahan-bahan organic yang dijamin keamanannya, terutama bagi konsumen. Sehingga supplemen ini layak dikembangkan di Singkawang menunjang perkembangan di bidang pertanian dan tentunya kesejahteraan petani itu sendiri," ujarnya. (vie)

Tuesday, February 20, 2007

PETANI SUKSES PAKAI NUTRISI SAPUTRA

Pupuk Buatan Umar Saputra Bikin Petani Sukses
Panen Tak Sampai 90 Hari, Hasilnya 3 Ton Lebih Banyak

Keunggulan pupuk yang dibikin dari Nutrisi Saputra (formula ciptaan ilmuwan Umar Hasan Saputra) sudah dibuktikan para petani di beberapa daerah. Antara lain, Karawang, Bantul, Serang, dan Gorontalo. Di Karawang, padi yang menggunakan pupuk ciptaan Saputra dipanen Kamis pekan lalu.
SAUNG di Dusun Kepuh 3, Desa Jatibaru , Kecamatan Jatisari, Karawang, Jawa Barat tampak asri. Ada dua kolam ikan yang mengitari pondok bambu di tengah sawah seluas 14 hektare itu. Di sebelah kolam, ada lumbung untuk menampung hasil panen padi.
"Silakan duduk, Nak. Maaf, tadi saya sedang membereskan perabot yang dipakai acara panenan," kata H Ismail Ma'i, sang pemilik balai-balai, kepada JPNN. Kamis (24/8) lalu, dia baru saja punya gawe, yakni kedatangan banyak tamu. Tak kurang dari 200 undangan hadir, menyaksikan panen perdana padi varietas Cigeulis. Untuk padi jenis ini, digunakan pupuk Techno temuan Umar Hasan Saputra. Di antara undangan acara pada panen perdana itu, ada Bupati Karawang Dadang S Muhtar dan pengusaha properti yang juga Bos Grup Ciputra Ir Ciputra.
''Awalnya, kami ragu dengan presentasi Pak Umar. Tapi, alhamdulillah sekarang terbukti dan kami sangat senang," kata H Ismail Ma'i saat ditanya bagaimana awalnya hingga petani Jatisari tertarik menggunakan pupuk ciptaan Saputra itu.
Ismail berhasil meyakinkan anggota kelompoknya untuk menyediakan lahan seluas lima hektar sebagai area percobaan pertama dengan menggunakan pupuk buatan Saputra. Hasilnya cukup fenomenal. Padi yang ditanam 31 Mei lalu dipanen kurang dari 90 hari. Setiap 1.000 m2 menghasilkan 8,68 kuintal gabah kering pungut. Itu berarti satu hektare menghasilkan 8,68 ton. "Kalau tidak pakai pupuk Techno, maksimal hanya lima ton," kata Ismail.
Selain itu, tanaman padinya menjadi lebih tahan hama penggerek (sundep). Malai (tangkai) padi juga lebih panjang dan bulirnya lebih banyak. "Lihat Nak, yang di sebelah sana itu, meranggas karena serangan hama. Itu yang tidak pakai pupuk Techno," ujarnya saat mengajak JPNN meninjau sisa sawah yang belum dipanen.
Ismail lantas mencabut dua batang tanaman padi yang letaknya hanya dipisahkan pematang. Yang dipegang di tangan kanannya padi dengan pupuk Techno, sedangkan satunya tidak. "Bandingkan akarnya. Yang kanan lebih panjang kan?" ujarnya. Karena akar lebih panjang itu, kata Ismail, penyerapan nutrisi dalam tanah lebih banyak.
Menurut bapak empat putra tersebut, ada beberapa petani yang masih kekeuh tidak mau terlibat dalam percobaan dengan pupuk Techno. "Tapi tidak banyak. Mungkin karena mereka masih kakauseun (trauma)," ujarnya.
Pria kelahiran 19 Maret 1946 itu menceritakan, sebelum uji coba dengan pupuk buatan Saputra, warga desanya sering menerima tawaran uji coba dari beberapa produsen pupuk. "Tapi, hasilnya mengecewakan. Sudah begitu, mereka tidak mau bertanggung jawab," katanya. Petani tidak bisa berbuat banyak karena pengusaha yang menawarkan pupuk itu berdomisili di Jakarta dan tidak mempunyai kantor cabang di Karawang.
"Tapi Pak Umar beda. Beliau datang kepada kami lebih dari lima kali. Selain itu, Pak Umar bersedia menerima konsultasi sewaktu-waktu," ujarnya. Selain itu, produsen pupuk buatan Saputra yang berbendera PT Techno Agritama sudah membuat kantor cabang di Desa Balonggandu, Jatisari.
Setelah tahu hasil panen Kamis lalu, petani yang lahannya tidak menggunakan nutrisi Saputra menyesal. "Kok kami kemarin tidak ikut ya," kata Ismail menirukan mereka.
Puas berkeliling, JPNN beristirahat di gubuk tengah sawah. Dari jauh, tampak seorang wanita paro baya tergopoh-gopoh. "Itu istri saya," kata Ismail.
Sampai di gubuk, wanita bernama Qomariyah itu mengeluarkan isi keranjangnya. "Silakan dicicipi Nak. Ini ubi rebus panenan pekarangan, dipupuk juga dengan Techno," ujarnya. Rasa ubi itu manis. "Sebelum dipupuk, rasanya tidak semanis ini. Juga tidak besar-besar karena hanya ditanam di pekarangan," ujar wanita ramah tersebut.
Budy Darmawan, areal manager PT Techno Agritama yang mendampingi di lokasi, menambahkan bahwa pupuk dengan formula Nutrisi Saputra itu tidak hanya cocok untuk padi, tapi juga berbagai jenis tanaman lain. "Jika digunakan untuk memupuk pohon buah, hasilnya juga baik. Manis dan lebih subur. Buahnya juga banyak," kata pria berputra satu tersebut.
Dijelaskan Budy, pupuk Techno adalah pupuk organik yang dibuat dengan teknologi WSF (water stimulating feed). WSF adalah teknologi yang mengomposisikan beberapa bahan alami seperti jagung, garam, dan mineral laut lain sehingga dapat menghasilkan precursor.
"Precursor (pemicu) adalah zat yang dapat mengakibatkan makhluk hidup mampu membentuk nutrisi esensialnya sendiri sampai masa umur makhluk hidup tersebut," kata alumnus Universitas Negeri Jember itu. Efeknya, tanaman mendapatkan cukup nutrisi untuk tumbuh maksimal.
Karena organik, Budy juga menjamin stok selalu tersedia. "Berapa pun yang diminta oleh petani, kami siap menyediakan," ujarnya. Menggunakan pupuk buatan Saputra ini juga jauh lebih murah daripada pupuk lain yang anorganik. Jika dipupuk tanpa komposisi Techno, per hektare membutuhkan biaya Rp 1.210.000. Kalau menggunakan komposisi pupuk bernutrisi Saputra itu -dengan rasio pupuk Techno 12 kg/ha plus pestisida satu kg/ha-, biayanya cukup Rp 430.000. "Per hektar hemat Rp 780.000," jelasnya.(*/RIDLWAN HABIB - Karawang)

Sumber: http://www.manado-news.com/mpo/08ags06/31/dpn08.html

NUTRISI WSF PENOLONG PETANI DI MUSIM KEMARAU

Nutrisi WSF, Penolong Petani di Musim Kemarau

Siang itu wajah Umardani berseri-seri. Panennya menghasilkan gabah 4,1 kg per ubin (2,5 x 2,5 meter persegi). Ini di luar dugaannya karena hasil ubinan di daerahnya pada musim kemarau seperti saat ini rata-rata 3,5-3,6 kilogram.
Petani di Dusun Selogedang, Argodadi, Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta, itu bisa mendapat hasil istimewa setelah menggunakan nutrisi organik Tritunggal Sejahtera. Nutrisi yang menggunakan teknologi water stimulated feed (WSF) itu mampu menghemat penggunaan air pada musim kemarau hingga 50 persen.
Tanaman padi yang menggunakan nutrisi WSF memang tampak lebih hijau dan tingginya seragam ketimbang padi yang tidak memakai WSF. "Di daerah kami ini kalau musim kemarau air tidak bisa diharapkan. Berdasar jadwal irigasi, setiap tiga blok persawahan memperoleh air setiap lima hari sekali. Tetapi, kenyataannya bisa 15 hari, bahkan 35 hari, baru memperoleh air. Itu pun tak merata," kata Umardani. "Saya kemudian dikenalkan dengan nutrisi WSF yang katanya bisa menolong tanaman di musim kemarau. Saya tertarik untuk mencobanya," kata Umardani lagi.
Ia kemudian menggunakan nutrisi WSF untuk memupuk tanaman padinya. Nutrisi ini ada dua jenis, padat dan cair. Keduanya dicampur dengan air dan disemprotkan ke akar tanaman. Penyemprotan dilakukan tiga kali: pada saat padi berumur tujuh hari, 21 hari, dan 35 hari.
Umardani mengamati tanaman padinya bisa tumbuh lebih cepat, daun lebih lebar, anakan padi banyak, bulir padi penuh di setiap tangkai, dan panen lebih cepat lima hari. Daun padi tetap hijau dan bulir padi berwarna kuning, yang menandakan padi sehat.
Dari sisi biaya produksi, penggunaan nutrisi WSF ini bisa mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Untuk sawah seluas 1.000 meter persegi, ia biasanya menggunakan pupuk urea 25 kg, TSP (10 kg), dan KCl (5 kg). Harga urea Rp 1.300 per kg, TSP Rp 1.800, dan KCl Rp 2.500. Total biaya yang dikeluarkan Rp 63.000 per 1.000 meter persegi.
Setelah menggunakan WSF, Umardani hanya menggunakan 18 kg urea. Untuk 1.000 meter persegi sawahnya itu pun ia hanya membutuhkan nutrisi WSF 1 kg (0,5 kg cair dan 0,5 kg padat) dengan harga Rp 30.000. Total biaya yang dikeluarkan Rp 53.400 atau hemat Rp 9.600.
Kalau tanpa WSF, Umardani hanya memperoleh hasil panen 5,6 kuintal gabah. Setelah memakai WSF, hasil panennya meningkat 96 kg, menjadi 6,56 kuintal. Saat digiling pun beras yang dihasilkan lebih banyak karena kulit padinya tipis. "Saya mengetahuinya setelah digiling. Biasanya saya memperoleh 65-66 kg beras per kuintal gabah kering. Setelah memakai WSF, saya bisa memperoleh 70 kg beras per kuintal gabah," ujarnya.
Nutrisi berteknologi WSF ini ditemukan Umar Hasan Saputra, lulusan Institut Pertanian Bogor. Nutrisi ini merupakan pupuk majemuk lengkap yang bisa digunakan untuk tanaman padi, palawija, hortikultura, dan hijauan makanan ternak. Nutrisi ini membantu tanaman memperoleh unsur hara makro primer (N, P, K), unsur hara makro sekunder (Mg, S, Ca), dan unsur makro elemen esensial (Fe, B, Bo, Mn, Zn, Cl).
Semoga manfaatnya bisa sepanjang masa. (ANG)
Sumber:

DEPTAN KELUARKAN IZIN PUPUK NUTRISI SAPUTRA

Jakarta, 13/12/2006 (Kominfo-Newsroom) – Departemen Pertanian (Deptan) telah mengeluarkan surat izin edar pupuk Nutrisi Saputra (NS) yang semula belum mendapat izin edar, demikian Koordinator Aplikasi NS untuk wilayah Bogor, Robbah Tajri, menghungkapkan di Bogor, Rabu (13/12).
Menurut Robbah, Deptan telah mengeluarkan surat ijin edar Nutrisi Saputra, dengan nama Pembenah Organik Cap Saputra Nutrient, N0 :P065/PTO/PPI/XII/2006 untuk NS jenis Powder dan NS dengan nama Pupuk Organik Cap Saputra Nutrient, N0 :L066/organic/PPI/XII/2006 untuk NS jenis Liquid (cair). Area Manajer untuk wilayah DKI-Bogor-Bekasi telah melakukan uji mutu kualitas pupuk Nutrisi Saputra (NS) dengan diuji-cobakan pada tanaman buah melon, mangga, durian, dan salak di lahan Taman Buah Mekarsari Kabupatern Bogor (Agro Wisata Mekarsari), Rabu (13/12). Koordinator Aplikasi NS untuk wilayah Bogor, Robbah Tajri, mengatakan Nutrisi Saputra (NS) ini sangat bagus digunakan oleh petani, karena selain tidak merusak unsur hara tanah, juga dapat memanen tanamannya berkali-kali. Nutrisi Saputra merupakan teknologi pembentukan nutrisi penting yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh seluruh makhluk hidup yang ada di alam ini. NS bukan berupa organik, pupuk anorganik, probiotik, unsure hara, juga bukan penyedia nutrisi kasar. Melainkan nutrisi penting yang berbentuk liquid (cair) dan powder. “Sehingga dengan memakai pupuk ini, tidak lagi diperlukan pupuk kimia,” katanya. Menurutnya, pertanian di Indonesia terlalu memboroskan sumber daya. Karena itu, dengan NS ini, produktivitas dapat meningkat, mengurangi penggunaan pupuk kimia, mengurangi usia penanaman dan dapat menurunkan biaya produksi. “Bisa jadi tanamnya hanya sekali, tapi panennya berkali-kali,” imbuhnya. Penggunaannya pun sangat irit, dengan perbandingan NS 1:3:5, artinya 1 powder 3 liquid dan 5 liter air. Bila 1 Ha lahan membutuhkan 700 kg pupuk, maka NS hanya memerlukan 10 kg saja. “untuk tanah seluas 2.000 meter, hanya diperlukan 2 botol NS (sekitar 2 liter),” demikian Robbah Tajri menambahkan. (T.hsn/toeb)

GONJANG-GANJING PRODUK WSF ATAU NS

Azwar Maas

Tergelitik oleh ditemukannya dan disebarluaskannya suatu produk yang dinamai WSF atau NS oleh Umar Hasan Saputra yang mampu meningkatkan hasil padi secara nyata dengan biaya produksi yang lebih murah, saya berkeinginan untuk juga urun rembuk.
Produk ini tengah ramai diperbincangkan di tingkat nasional, baik dari kalangan produsen, perguruan tinggi, pemerintah atau Departemen Pertanian, maupun Dewan dengan segala argumennya.
Saya coba menelaah dari segi proses dan mekanismenya yang semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan lanjut bagi kehidupan petani ke depan dan yang lebih penting lagi adalah ke arah konsep sustainable agriculture.
Filosofi kehidupan di alam yang diciptakan Yang Maha Kuasa intinya berupa proses transformasi pembentukan dan penguraian dan translokasi, atau berubah bentuk dan beralih tempat.
Menurut kaidahnya, tidak ada ciptaan baru dan tidak ada kehilangan suatu molekul pun yang terjadi di bumi ini. Hal ini berarti semua kehidupan di bumi kita ini tidak lepas dari kaidah tersebut.
Moto pertanian lestari adalah berikan atau kembalikan ke tanah minimal sebanyak yang terangkut keluar melalui hasil panen. Tanaman mengambil hara dari sistem perakaran (dapat juga dari udara misalnya N, dan dan melalui fotosintesis) sesuai dengan kebutuhan.

Laporan
Menyimak dari laporan Litbang Deptan bahwa untuk produksi padi 9 ton/ha seperti yang dilaporkan oleh pihak WSF/NS akan menyedot hara dari lingkungannya sebesar 171 kg/ha N, 54 kg/ha P> dan 175 kg/ha.


Dengan demikian, saya setuju sekali bahwa sisanya diambil dari dalam tanah yang tanpa pasokan dari luar akan menguras apa yang ada di dalam tanah. Suatu stimulan memang merangsang pertumbuhan (ibarat obat perangsang pada manusia atau hewan yang bisa diberikan terus-menerus dapat menyebabkan kematian) secara agresif akan mengambil sumber hara dari dalam tanah yang bila ketersediaannya terbatas (tidak sesuai kebutuhan) akan segera menampakkan gejala defisiensi.

Apalagi kalau perlakuan yang sama dikerjakan untuk pertanaman berikutnya. Peneliti lain memperlihatkan bahwa limbah rumah potong (terutama darahnya) dapat berperan sebagai stimulan dan merangsang pertumbuhan tanaman semusim secara nyata.
Ternyata hal itu tidak terjadi bila tanaman tersebut ditanam pada tanah tanpa kandungan hara yang cukup (tanah pasir atau tanah tua/podsolik).
Batuan alam yang digerus halus (misalnya abu vulkan BPPT) dapat meningkatkan kandungan hara tanah dan memacu kegiatan mikrobia tanah, tetapi sebagai bahan pembenah tanah diperlukan takaran lebih besar 20 ton/ha agar dapat menyumbang hara yang mencukupi kebutuhan tanaman (lahan gambut).
Bilamana pemberian serbuk NF yang menurut informasinya berasal dari batuan andesitik atau basaltik (batuan jenis apa belum diinformasikan) yang ada di alam, maka kandungan aluminium dan silisiumnyalah yang akan dominan (lebih besar 85 persen). Dengan demikian, wajar bila kandungan hara esensial akan sangat rendah. Kemungkinan serbuk ini menyumbang hara sangatlah kecil, apalagi bila diberikan dalam takaran rendah.
Ketersediaan hara di dalam tanah berada pada fraksi clay dan bahan organik serta oksida/hidroksida besi dan aluminium. Pada tanah yang kaya clay dan bahan organik, masalah pengurasan tidak dirasakan secara langsung, tetapi bila tanahnya tidak banyak mengandung clay dan bahan organik akan lain ceritanya.

Era lampau
Petani di era lampau dengan sistem perladangan berpindah dimaksudkan untuk meningkatkan kembali kandungan hara dan bahan organik tanah dengan selang waktu 5-15 tahun untuk digarap selama 1-2 kali pertanaman yang berakhir dengan merosotnya kembali hara dan bahan organik tanah.
Bahan stimulan dapat merangsang kegiatan mikrobia untuk merombak bahan organik tanah secara cepat dan melepaskan hara yang seharusnya terjadi secara perlahan, pemacuan akan berlangsung hanya dalam waktu relatif pendek (lebih kurang satu musim tanam). Kandungan bahan organik dapat turun dengan drastis sehingga fungsinya sebagai penggembur tanah menjadi berkurang, tanah mudah terdispersi sehingga rentan terhadap erosi.
Tim IPB dan Badan Litbang Deptan telah diminta secara serius menelaah dan menilai peran produk ini lebih lanjut. Tampaknya kedua institusi masih meragukan atau tidak mendapatkan keandalan produk WSF/NS setelah mengadakan peninjauan lapangan atau mengadakan analisis kandungan bahan yang ada di dalam produk tersebut.

Terlibat
Sepengetahuan saya, tenaga ahli yang terlibat di dalam tim tersebut secara ilmiah tidak perlu diragukan lagi. Kebijakan Deptan untuk segera memberikan rekomendasi pengembangan produk WS/NF sudah sepatutnya mendapat acungan jempol.
Untuk lebih konkretnya, saya mengimbau agar diadakan suatu seminar atau lokakarya ilmiah yang mempertemukan semua pemangku kepentingan (stakeholder) yang masing-masing membawa hasil telaahan, bila diperlukan petani ataupun pemerintah sebagai penentu kebijakan dapat dilibatkan dalam seminar tersebut.
Tidak ada sesuatu yang perlu disembunyikan oleh produsen (terutama penemu), bahkan kalangan ilmiah akan sangat mendukung bilamana ada penalaran yang baik dapat diungkapkan.
Kesimpulan dari hasil seminar ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk penentuan kebijakan lebih lanjut. Asas demokrasi yang dianut sistem kepemerintahan dewasa ini diuji kebenarannya.
Untuk itu perlu disarankan, uji lebih rinci dari formulasi bahan, misalnya, kandungan enzimatik atau hormon, perangsang, atau zat pengatur tumbuh, mikrobia yang mungkin terkandung di dalamnya.
tempat uji terdahulu supaya dianalisis kandungan haranya. Ada kemungkinan ketersediaan hara di areal uji coba memang tidak bermasalah atau telah terjadi penimbunan hara akibat pemupukan terus-menerus menjadi bentuk kurang ketersediaan (accluded) di dalam tanah.
uji di tempat yang bukan merupakan areal sawah intensif, misalnya sawah tadah hujan, atau lahan yang bermasalah, antara lain lahan pasir, tanah tua (podsolik yang ada di sekitar Bogor/Jasinga).

Prof Dr Azwar Maas Ketua Laboratorium Pedologi Fakultas Pertanian UGM.

BEBAS PANGAN 2008

Indonesia Bebas Masalah Pangan pada 2008?
Daniel H.T.Sun, 27 Aug 2006 11:39:43 -0700Catatan:Kalau ini benar2 bisa dibuktikan dan teruji secara ilmiah, bukan tidak mungkin Saputra akan menjadi putra Indonesia pertama sebagai penerima Nobel.Ir. Ciputra mengatakan optimismenya akan prospek nutrisi penemuan Saputra tersebut. Dia bilang, ini akan menjadi suatu revolusi. Rakyat Indonesia akan semakin sejahtera. Dan, selanjutnya penemuan ini akan go internastional. Yang juga akan menjadi revolusi di dunia pangan secara internasional. Ciputra akan menjadi distribusi utama di Indonesia, dan berjanji akan mengekspor poduk penemuan Saputra ini ke manca negara. Semoga semuanya akan menjadi kenyataan, seperti yang sudah lama kita impikan bersama. Semoga.
Bebas Masalah Pangan 2008 Keyakinan sang Penemu Nutrisi AjaibSURABAYA - Dua tahun lagi, Indonesia tidak akan dipusingkan masalah pangan. Bahkan, negara ini bisa menjadi lumbung pangan dunia. Keyakinan itu kemarin dilontarkan Umar Hasan Saputra, ilmuwan lulusan IPB (Institut Pertanian Bogor) yang berhasil menemukan formula ajaib. Formula tersebut telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas lahan pertanian di beberapa daerah. "Pada 2008, saya yakin Indonesia tidak akan menghadapi masalah pangan. Bahkan, Indonesia akan jadi lumbung pangan dunia," kata Saputra kepada Jawa Pos usai memberikan kuliah terbuka di depan ratusan mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya kemarin. Formula ciptaan Saputra itu semula diberi nama teknologi pembentukan nutrisi esensial. Formula nutrisi esensial tersebut mampu meningkatkan produktivitas panen padi. Ini sudah dibuktikan di beberapa daerah, antara lain, Karawang dan Bantul, Jogja. Nutrisi esensial ciptaan Saputra itu tidak hanya bermanfaat bagi tanaman, tapi juga bisa dipergunakan untuk kemanfaatan hewan dan manusia. Menurut Saputra, bagi hewan ternak, nutrisi itu bisa membuat lebih sehat. Bagi manusia, selain bisa menjadikan tubuh lebih sehat, nutrisi tersebut juga bisa membuat tubuh lebih langsing dan awet muda. Prinsipnya, formula nutrisi esensial ciptaan Saputra itu bisa membuat kerja tubuh menjadi enteng. Di dalam tubuh manusia, formula Saputra tersebut bisa membuat kerja sel-sel menjadi lebih ringan. Dengan demikian, metabolisme menjadi lebih baik. Tubuh pun tak perlu lagi menyimpan banyak metabolit (istilah untuk sampah metabolisme). Saputra melakukan penelitian tentang nutrisi esensial itu sejak 1993 dan baru mendapatkan hasil pada 2002. Keyakinan Saputra bahwa Indonesia dua tahun lagi bisa terbebas dari problem pangan itu didasarkan pada keberhasilan uji coba formulanya di lahan pertanian di sejumlah kota di Indonesia. Mulai di Gorontalo, Serang, Banten, Purwakarta, Bantul, Karawang, hingga Merbabu. Di beberapa daerah itu, nutrisi esensial ciptaan Saputra mampu melipatgandakan hasil pertanian dan mampu mendatangkan potensi bisnis ratusan triliun rupiah. Tepatnya, Rp 360 miliar per tahun. Rinciannya, dalam satu hektare lahan sawah, nutrisi esensial bisa menghasilkan panen padi dengan nominal Rp 10 juta. "Itu untuk satu kali masa tanam. Padahal, nutrisi ini bisa membuat masa tanam padi hingga tiga kali dalam setahun," ungkapnya. Dengan demikian, jika ditotal, dalam setahun, sawah petani bisa mendatangkan keuntungan Rp 30 juta. Nah, hasil survei menyebutkan, ada 12 ribu hektare lahan persawahan di seluruh Indonesia. Jika dikalikan hasil sawah per hektare, total pendapatan para petani di negara ini bisa mencapai Rp 360 miliar. "Itu dari persawahan saja. Padahal, di negara ini ada perkebunan. Mulai jagung, singkong, ubi, sayuran, bahkan hewan ternak. Bisa dibayangkan, betapa teknologi ini bisa membantu negara. Indonesia saat ini masih mengimpor bahan pangan dari negara luar. Dengan teknologi nutrisi itu, Indonesia akan menjadi eksporter," tegas pria 36 tahun tersebut optimistis. Saputra menyatakan, hasil temuannya tersebut tak hanya bisa digunakan di lahan pertanian yang kering dan minim air. Nutrisi esensial ciptaannya juga bisa digunakan untuk lahan berkapur, bahkan tanaman yang hidup di batu cadas. Sehingga, nutrisi yang disebut sebagai revolusi biru tersebut juga cocok untuk lahan-lahan yang selama ini terkenal kering seperti di Nusa Tenggara Timur. "Saat kami uji coba di Bantul, lahannya sangat parah. Bahkan, karena kekeringan, tanahnya sampai retak-retak. Tapi, hasil panennya tetap bagus setelah menggunakan formula kami," ungkapnya. Kemarin, teknologi nutrisi esensial ciptaan Saputra tersebut diberi label baru. Jika sebelumnya diberi nama Water Stimulating Feed (WSF), kemarin nama itu diganti menjadi Saputra Nutrient (SN) atau Nutrisi Saputra. Yang memberi nama tersebut adalah bos Ciputra Group Ir Ciputra. Pengusaha yang dijuluki The Developer itu sejak awal memang sangat tertarik pada temuan Saputra. Bahkan, pria 75 tahun tersebut berjanji akan memopulerkan temuan Saputra ke dunia internasional. Saat diwawancarai Jawa Pos kemarin, Saputra kembali menjelaskan fase ilmiah hasil penelitian yang dilaksanakan lebih dari 10 tahun itu. Dia menyatakan, SN mampu mempersingkat tiga tahap metabolisme dalam tubuh hewan, manusia, dan tanaman. "Intinya, ada lima tahap saat makhluk hidup menyerap nutrisi ke dalam tubuh. Pertama, tahap ingestion. Kedua, predigistion. Ketiga, digestion. Keempat, absorption. Dan, terakhir metabolisme," jelasnya. Artinya, secara normal, saat masuk ke dalam tubuh makhluk hidup, makanan atau minuman akan melewati lima tahap tersebut. SN memotong tiga mata rantai penyerapan nutrisi. Begitu masuk ke dalam tubuh, SN langsung diserap (absorption) kemudian melewati tahap metabolisme. "Sehingga, sel tidak terlalu lelah bekerja. Karena itu, hal ini akan mampu menahan penuaan," ungkapnya. Saputra juga sempat sedikit menceritakan soal suka duka penemuan formula ajaibnya tersebut. Selama penelitian, dia mengaku menemui banyak kegagalan. Sehingga, penelitian dilakukan lebih dari 10 tahun. Tak hanya gagal, sejumlah peneliti juga sempat menyebut bahwa Saputra gila. Sebab, penelitian yang dilakukannya dianggap tidak masuk akal. "Banyak yang menyebut saya gila. Tapi, nggak apa-apa. Saya punya syair, sekarang ini zaman edan, sehingga kita harus edan. Sebab, kalau kita edan pada zaman edan, berarti kita tidak edan. Atau begini, perkalian negatif dengan negatif menghasilkan positif," ujarnya. Meski sudah menemukan formula, Saputra menyatakan, nutrisi esensial dari alam lebih baik daripada hasil penelitiannya. "Tidak ada yang lebih baik yang dibuat seperti alam. Tapi, setidaknya, (hasil penelitian) saya mengarah ke situ (seperti nutrisi alami)," tegasnya. (fid) # Mohon bersikap bijak dan pakailah selalu bahasa yang santun dalam berpendapat #

ILMUAWAN RI TEMUKAN PUPUK AJAIB

Biasanya petani mengeluarkan biaya Rp 950,000 per hektar hasilnya hanya 4 ton, dengan menggunakan nutrisi saputra menghasil lebih dari 7 ton dengan biaya Rp 360,000 per hektar.
Sukses Uji Coba di KarawangSURABAYA - Indonesia kini punya penemu yang hasil karyanya cukup fenomenal. Umar Hasan Saputra, sang penemu itu, telah berhasil menciptakan sebuah formula yang diberi nama teknologi pembentukan nutrisi esensial. Formula nutrisi esensial itu sudah dibuktikan mampu meningkatkan produktivitas panen padi di beberapa daerah. Di antaranya sudah dibuktikan di Karawang dan Bantul, Jogja.
Prestasi yang ditorehkan lulusan IPB (Institut Pertanian Bogor) itu menarik perhatian pengusaha sekelas Ir Ciputra. “Saya sudah lihat sendiri hasil panen padi yang menggunakan pupuk formula dari Saputra. Hasilnya luar biasa. Kalau (formula Saputra) itu dikembangkan, mungkin pabrik pupuk nanti bisa tutup,” kata Pak Ci, panggilan akrab Ciputra, ketika berdiskusi dengan awak redaksi Jawa Pos di Graha Pena Surabaya kemarin.
Pak Ci juga menyebut penemuan Saputra itu sebagai sesuatu yang akan bisa mengubah dunia. “Bisa saja dia (Saputra) nanti mendapatkan hadiah nobel. Umurnya sekarang baru 36 tahun,” kata Pak Ci yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-75 itu.
Karena penemuannya itulah, hari ini, Saputra diundang secara khusus untuk memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa di Universitas Ciputra di Surabaya.
Saputra kepada Jawa Pos tadi malam menyebut bahwa penemuannya itu tidak hanya bermanfaat bagi tanaman. Tapi, juga bisa dipergunakan untuk kemanfaatan hewan dan manusia. “Bagi hewan ternak, bisa membuat lebih sehat. Bagi manusia, selain bisa menjadi lebih sehat, juga bisa lebih langsing dan awet muda,” jelasnya.
Prinsipnya, formula nutrisi esensial ciptaan Saputra itu bisa membuat kerja tubuh menjadi enteng. Di dalam tubuh manusia, formula Saputra tersebut bisa membuat kerja sel-sel menjadi lebih ringan. Dengan demikian, metabolisme menjadi lebih baik. Tubuh pun tak perlu lagi menyimpan banyak metabolit (istilah untuk sampah metabolisme).
Saputra melakukan penelitian tentang nutrisi esensial itu sejak 1993 dan baru mendapatkan hasilnya pada 2002. “Sementara Jepang baru menemukan (nutrisi esensial) itu tahun 2003. Saya hanya kalah publikasi,” ujar bapak dua anak tersebut.
Dia menambahkan, Jepang meyakini, nutrisi esensial berada di dasar laut, di kedalaman sekitar 200 meter. “Orang Jepang sering menyebutnya sebagai diamond of deep sea,” ungkapnya.
Karena diyakini berasal dari dalam laut itulah, para ilmuwan Jepang menyebut nutrisi tersebut sebagai revolusi biru. Sebab, formula itu nanti bisa mengubah wajah dunia menjadi lebih indah. “Dulu, ilmu pengetahuan mengenal revolusi hijau. Sebab, revolusi itu berasal dari pertanian. Kalau nutrisi esensial itu, istilahnya revolusi biru karena berasal dari laut,” terangnya.
Diperkirakan dari dalam laut, sejumlah ilmuwan meyakini garam sebagai salah satu bahan nutrisi esensial. Namun, setelah diteliti Saputra, garam saja tidak cukup. Butuh komposisi lain untuk melengkapi nutrisi kehidupan tersebut.
Saputra mengalahkan peneliti lain di belahan bumi. Perjalanan panjang penelitiannya akhirnya menguak misteri bahan-bahan nutrisi paling dicari di jagat ini.
Ternyata, dari hasil penelitian Saputra, mayoritas bahan revolusi biru itu berasal dari daratan. Saputra menyebut pati jagung sebagai salah satu bahan dasar, selain garam. Sari pohon yang biasa diladang itu diolah secara organik. “Salah satu bahannya memang pati jagung,” tegasnya. Sayang, dia enggan menjelaskan lebih detail bahan lain yang digunakan sebagai pembuat formula ajaib tersebut.
Saputra mengatakan, temuannya itu sudah dua tahun ini diujicobakan. Hasilnya sangat memuaskan. Ketika diujikan di ladang pertanian, nutrisi esensial yang sudah dibuat dalam bentuk serbuk dan cair itu mampu membuat produksi tanaman padi meningkat tajam.
Seperti yang sudah diujicobakan di Karawang yang Kamis lalu berhasil dipanen. Di ladang milik para petani itu, formula nutrisi esensial temuan Saputra diujicobakan dengan menerapkan teknologi Water Stimulating Feed (WSF).
“Biasanya, petani mengeluarkan sekitar Rp 950 ribu untuk biaya pupuk per hektare. Dengan campuran formula saya, cukup dengan Rp 360 ribu per hektare,” kata pria yang sehari-hari sebagai manajer riset di PT Suba Indah yang memproduksi WSF itu. (fid)